Selasa, 07 April 2009

Sepenggal Kisah

begitu resah raut wajah yang terpajang di parasnya
dengan sedikite senyum kecil menghias keresahannya
bertahan di bawah guyuran hujan di sore ini
sorot mata penuh kekosongan melukiskan kehampaan
diantara waktu yang mengapit gerak yang terbatas
jenuh telah terlukiskan dalam langkahnya
tak tentu kemana arah kan membawanya
perjalanan tanpa persinggahan

(Moenthe Carlo)

1 komentar:

catatan salwangga mengatakan...

ketika jiwa tak bersahabat dengan ruh, ketika jiwa tak bersahabat dengan badan. ketika itulah langkah gontai bak tiada pijakan.

tiga tetapi satu, tiga dalam satu.

badan, untuk dapat menyatu dan berinteraksi dengan dunia, mereguk segala kenikmatan didalamnya

ruh, untuk selalu berkomunikasi dengan tuhan, menyelami segala sifat ke-maha-an tuhan

jiwa, berada ditengahnya. jangan kosong tatapan itu. jangan hampa langkah itu. seimbang dalam lambaian. jiwa tetap hidup, selama ruh menyatu dengan badan.

salam kenal, dan terimakasih telah tinggalkan jejak.