Jumat, 31 Oktober 2008

Balasan Suratku

mungkin terlalu cepat aku mengambil keputusan
untuk berusaha melupakanmu
namun itu semua kulakukan
hanya untuk membahagiakanmu
jelas terlihat olehku akan hari esok
tiada kebahagiaan yang tergambarkan diantara kita
cobalah mengerti perasaanku
betapa pun aku mencintaimu
namun aku harus hilang dari sisimu
karena aku mencintaimu bukan untuk selalu bersamamu
aku mencintaimu karena kau ingin membahagiakanmu
bukan untuk memilikimu selamanya
aku yakin kau mampu untuk mencari panggantiku
karena masih banyak yang belum kau tahu sepenuhnya
tentang diriku dan cintaku
namun hadirku bukan sementara untuk cinta yang pernah ada diantara kita
kenanglah yang perlu untuk dikenang
dan berusahalah untuk melupakan aku
tapi bukan cinta yang pernah ada
karena aku mencintaimu
lebih dari aku mencintai diriku

(Moenthe Carlo)

Suratku

tak perlu kau selalu tangisi akhir kisah ini
dan tak perlu ada sesal di hatimu
inilah terbaik bila ini memang keputusanmu
aku kan berusaha melupakanmu
membuang semua kata cinta yang pernah sama kita ucapkan
mengisi lembaran baru...
dengan kebahagiaan hari esok
walau tak pasti tapi aku berusaha tuk memastikan
jangan pernah kenang kau pernah bersama denganku
karena itu bisa saja membunuhku
namun jika takdirku harus melupakanmu adalah kebahagiaanmu
aku akan terima itu dengan segenap ketulusan dalam nuraniku
akan kuabadikan dalam catatan perjalanan hidupku
menjadi satu kisah klasik dihari depan
saat kau telah bahagia dengan pilihanmu
dan aku bahagia dengan keputusanku

(Moenthe Carlo)

Cukupkah Waktu Satu Tahun Untuk Kita ?

sudah banyak kata-kata romantis yang kau peruntukka bagiku,
namun akhirnya aku tahu itu hanya sebatas kata-kata manis dari bibirmu,
tak ada rasa sedikit pun yang bisa aku pertimbangkan tuk selalu memilikimu,
walau selama ini aku merasa seperti dicinta setulus hati olehmu,
seperti yang pernah bibirmu ucapkan terhadapku,
tak urung kata cintamu selalu buat diriku bagai ayunan tak bertali,
merasa digantung namun tanpa seutas tali,
menggantung jasadku yang sudah mati oleh cintamu,
memang indah saat itu,
saat waktu satu tahun kita arungi bersama,
dengan alsan cinta tulus tanpa syarat,
berbagai kebahagiaan kita nagi untuk kita resapi bersama,
berbagai duka kita bagi untuk kita jejali bersama,
walau pada akhirnya aku rasakan itu berakhir hari ini,
namun, apakah waktu satu tahun cukup untuk kita ?
basulah mukamu sebelum bertatap muka dengan orang lain,
berkumurlah mulutmu sebelum berbicara dengan orang lain,
karena mereka tak ingin merasa seperti apa yang kita rasa,
hingga 09 Oktober 2005 ini.

(Moenthe Carlo)

Pilihan dan Ambisi

pilihan kita akan bertambah banyak
jika kita tidak terlalu berambisi untuk
melakukan sesuatu yang menurut kita berharga
untuk dikerjakan.

(Julia Cameron)

Perspektif

hal-hal yang membuat kita menangis di usia 6 tahun
menjadi terlihat sepele pada saat kita berusia 26 tahun.
tunggulah selama 20 tahun untuk mengevaluasi
segala masalah kita kemuadian tertawalah.

(Jennifer James)

Perbedaan

membeda-bedakan itu salah,
namun perbedaan itu takkan pernah salah.

(Moenthe Carlo)

Nilai Dimata Tuhan

setiap kata ada makna,
dan setiap makna ada nilai,
dan setiap nilai mempunyai arti dimata Tuhan.

(Moenthe Carlo)

Menang !

barang siapa mengenal dirinya sendiri
dan mengenal musuhnya,
ia senantiasa menang dengan mudah.
barang siapa mengenal langit dan bumi,
ia menang atas segalanya.

(Sun Tzu)

Kesenangan dan Utama

kesenangan bukan yang utama,
yang utama adalah menciptakan kesenangan
dari hal yang sepele.

(Jean Webster)

Kenal dan Mengenal

yang penting bukanlah siapa yang kau kenal,
tetapi siapa yang mengenalmu !

(Anonim)

Kebaikan dan Perubahan

kita takkan pernah tahu bila saatnya sebuah kebaikan
dapat mengubah hidup seseorang untuk selama-lamanya.

(Mary Manin Morrissey)

Introspeksi

kalau saja introspeksi datang sejak awal,
kita akan selalu lebih baik.

(Cindy Potter)

Bergaya dan Hebat

keinginan untuk tampil bergaya kadang-kadang saja muncul
dan ketika keinginan seperti itu muncul,
yakinlah hasilnya akan hebat.

(Sarah Ban Breathnach)

Bepergian dan Perjalanan Hidup

bepergian lebih dari sekedar melihat-lihat pemandangan,
bepergian adalah perubahan terus-menerus, mendalam,
dan permanen dalam perjalanan hidup.

(Miriam Beard)

Tulus

seuntai sinar sang rembulan
menciptakan kemilau hiasan hidup
jagad raya jadikan saksi
ketulusan tak bisa disengkali
santunan para malaikat
ciptakan secerca asa
melambung tinggi bagai sang langit
akhiri bahasa-bahasa bisu
dalam rangkulan sinar sang rembulan

(Moenthe Carlo)

Tanda Tanya

apa untukku ?
haruskah masih aku selami
dalamnya lautan yang telah terukur
beri satu kepastian
meraja lela bagai mimpi buruk
hidupkan kecemasan penuh rasa takut
kapan itu kan kulepas ?
merasa diri dalam naungan
terasa hangat namun dingin menusuk tulang
adakah itu ?
pengorbanan jadikan satu korban
jiwa dipertaruhkan harga diri terjual
bagai rongsokan tak berguna
pantas itu mustahil ?
berlenggak-lenggok hiasi diri dihadapan kaca
seolah bidadari turun dari langit
menyambut mesra dengan tari-tarian
ambil untukmu !
isi dompet yang tercecer
anggukkan kepala pertanda itu adalah milikmu
rampas milik orang lain tanpa melukai
menyobek dan menyayat sanubari

(Moenthe Carlo)

Tak Perlu Ada Sesal

satu kata cukup sudah
tuk menutup cerita kita
walau telah beribu kata
mengikat janji diantara kita
terikrarkan oleh bibir
dan juga salinan-salinan puitis
yang ada padaku saat ini
tiada terfikir dalam anganku
bahkan tiada pernah melintas dibenakku
kepedihan kan kita temui jua
tidak perlu tuk aku sesalkan
karena saat ini kekhilafan tak berpihak padaku
walau aku belum tahu dan takk pernah tahu
kekhilafan itu bisa saja menghampiri diriku
aku relakan semua ini
kepedihan, kekejaman hati menusuk mimpiku
karena saat ini, tak ada yang perlu tuk aku sesalkan
hanya...satu cerita telah kita simpulkan

(Moenthe Carlo)

Satu

arti cinta yang kau berikan
meresap dalam ruang hati
jadikan hidup lebih berarti
tuk kita jalani bersama
karena cinta yang kita tanamkan
adalah cinta beralaskan cinta
tuk saling menutupi
percikan perbedaan yang tercipta
adalah memperindah suasana hati
ukiran kebersamaan dalam jiwa
menjadikan kita dalah satu

(Moenthe Carlo)

Sahabat Itu...

selalu hadir dalam kehidupan kita
baik itu senang atau susah
tak perlu berkata ia pasti mendengar
semua cerita akan tercampur dengan bumbu kisahnya
menegur kala kita salah mengambil langkah
menyokong kala kita mengangkat satu keputusan
bertanggung jawab walau tak ikut menyebabkan
meniupkan hawa kedamaian kala kita terbalut dalam emosi
dan...
selalu seperti itu hingga takdir memisahkan

(Moenthe Carlo)

Pisah Dalam Satu Wadah

hari masih pagi
ketika kusadari sekat pemisah
dalam sebuah gedung yang megah
penuh pernak-pernik istana
namun itu bagi mereka

baru saja burung berkicau diatas ranting
membangunkan aku dari tidur panjangku
aku bukanlah merak yang mempunyai bulu indah
aku juga bukan peri cantik
aku hanya kurcaci kecil dalam wadah

ingin rasanya kuhancurkan sekat itu
karena rasa ketidak adilan
tapi sayang, glamour hidup didalamnya
membuat aku teriris mundur

betapa terbatas gerakku saat ini
karena sekat istana raja
aku juga bukan siapa-siapa
hanya seperti ranting kering
di sebuah pohon yang rindang

(Moenthe Carlo)

Penjara Merah

gerimis senja
tiba menyentuh genteng merah
ungkapkan gelisah
tiada terkira
bagai tiada beralasan
menggema merusak indra
ketika suara merdu hampiri
satu kenangan saat penjara merah
menyatukan hati
berbagi bagai kilauan cahaya
gemerlap bintang dimalam hari
menyimpan sejuta rahasia kehidupan
penuh makna namun tiada berarti
kala hati tak mampu tuk berprasangka
ndahnya kebahagiaan yang telah lalu
hanya tinggal bekas
bagai rintik-rintik gerimis
sedikit demi sedikit namun berbekas

(Moenthe Carlo)

Panggil Aku Bila Harimu Sepi

sesal tiada pernah menghinggapi jiwaku
walau aku sadari hadirku dalam hadirmu hanya untuk sementara
banyak sudah hari-hari yang telah kita lalui
penuh canda, tawa, dan suka-duka
namun itu hanya sementara
tak obahnya aku hanya sebuah barang pinjaman
indah sudah cerita yang kau cipta
hingga aku sadari betapa pilunya hari bercerita
menghias anganku penuh mimpi-mimpi yang tertunda
seiring indahnya hari berganti
membuat aku semakin dekat dengan keramaian itu
adakah sepimu sudah terisi ???
aku tak bisa dan tak pernah mengerti
betapa pun aku telah berusaha
namun kau tetap bungkam bak menyimpan sejuta kelam
tak patut hati tuk memaksa
kecuali...
panggil aku bila harimu sepi

(Moenthe Carlo)

Nota Bukti Cinta

saat ini...
surat-surat penuh kata puitis
yang pernah aku terima darimu
hanya bisa aku pandangi
tanpa dapat meresapi
tersimpan rapi dalam laci meja kerjaku
bagai arsip cerita lalu
kau pernah mencintaiku
kau pernah menyayangiku
ingin hati tuk mengerti suratmu
namun mata hati buta saat memandangnya
tatkala hendak aku sirnakan
hati meraung berharap jangan
karena kenangan bersamamu
terlalu manis tuk dilupakan

(Moenthe Carlo)

Masih Ingin

baru ingin aku merasakan
indahnya langit bila dipandang
mendung tiada tersela
merusak pandanganku
inginku mengusir mendung itu
dengan perlahan walau tak tahan
kau berusaha meniup mendung itu
dengan harapan aku akan mengusik
sedikit demi sedikit
namun, walau aku berhasil
aku pasti sudah mati
sebab kehabisan udara dalam paru-paruku
walau aku mati
setidaknya aku telah berkorban
demi merasakan keindahan itu kembali

(Moenthe Carlo)

Kiamat

ketika atas menjadi bawah
bawah menjadi atas
ketika lautan menjadi daratan
daratan menjadi lautan
ketika gunung ikut transmigrasi
ketika bumi ikut berdendang
ketika galaksi saling bercumbu
ketika manusia dibuai kepanikan
ketika manusia dikejar rasa takut
ketika manusia dibungkus dalam kecemasan
ketika itulah dunia tutup usia

(Moenthe Carlo)

Jeritan Hati

inginku mengakhiri hidup
tuk menjelang mati
lepas keterpaksaan yang ada
saat aku linglung akan arti hidup
jenuh menjalani hidup
buta akan arti mati
ketika jeritan hati memicu hasrat resapi mati
lepas topeng hidup yang ada
saat hidup rasa tak berarti
teriak tangis jiwa memaksa mati
kelabui jiwa penuh kesucian
meyakinkan diri
buta arti hidup
buta arti mati

(Moenthe Carlo)

Hitam dan Putih

hitam sudah itu warna
terlukis indah
namun tetap itu noda
bagi kertas putih
hanya bisa memilih tanpa mampu memastikan
mana gerangan makna hakikih
hitam selalu hujatan
bila menindih putih
walau itu indah
namun tetap itu noda
bagi kertas putih
tak ada kata suci terumpamakan
kecuali hanya putih
tidak hitam tidak juga yang lainnya
hanya putih penuh kepolosan
sungguh jelas bila ternoda
walau setitik kecil mungil hitam
tetap itu noda bagi kertas putih

(Moenthe Carlo)

Hati Yang Terkunci


berlari memahami seluk-beluk keindahan suatu karya
imajinasi manusia tiada tersela kecuali Tuhan berkehendak
menentang berbagai teori kehidupan
seakan merasa sesuatu takkan pernah berakhir
jikalau tak hendak diakhiri
penuh dosa seorang hamba yang hina
jikalau sombong seakan hidup seribu masa lagi
tak terhitung kapan dan dimana
suatu pengakuan ketulusan
mambuka pintu kesucian
dalam diri seorang insan
memperolok-olokkan keimanan
seolah tiada pernah bermula dan menjelang akhir
hanya hadir lalu menghilang
terumpama bagai figuran dalam episode sinetron fiktif
tak amat merugi bila tidak dihadirkan
tak amat mendukung bila ditampilkan
amatlah merugi sorang hamba yang hina
tiada mengetahui peran dalam hidupnya
hanya sebatas hadir dan menjalani
peran tanpa syarat dan suatu alasan
menikmati hidup penuh teka-teki

(Moenthe Carlo)

Hanya Pasir

ehm...
waktu sudah berhasil membangun tembok pemisah
beberapa bulan yang lalu yang terlihat baru pondasi
tapi kini, tembok besar berdiri dengan angkuh

ehm...sahabat
sadarkah bahwa aku tak lagi bisa memandangmu
karena kamu berada di balik tembok itu
sahabat...
beberapa bulan yang lalu aku dengar bisikan angin
"waktu akan membangun tembok buat kalian"

sahabat aku sadar akan hal itu, tapi terlambat...
saat ini ketika sebuah benteng telah berdiri kokoh
aku berusaha menghancurkannya dengan sebuah kerikil
tapi usahaku tidak berhasil

dan aku coba menggali walau mustahil
dan jikalau berhasil
aku akan mati tertimpa dibawahnya
lalu selamat tinggal buat sahabat
karena mungkin engkau hanya menganggapku
seperti pasir bertaburan

(Moenthe Carlo)

Dirimu Sajalah

berdiri berharap cemas
kepergian mulai beranjak
menimbang penuh rasa
dimana jauh terasa dekat
palingkan wajah manismu
saat sedih mula menggerutu
bukan hendak hati pergi
tanpa hadirmu disis
hanya kepedihan tak ingin menjemput
berbagi arti yang tak pasti
ingin jauh namun selalu terasa dekat
berilah kepastian pada dirimu sendiri
coba terka kepiawaian mahkotamu
jadi rasa dalam segala keputusan

(Moenthe Carlo)

Bimbang

bila tepat pasti tiada keraguan
bila ada keraguan bisakah itu tepat
wajarkah keraguan bila tiada pasti tepat
ketepatan adakah saat keraguan menghantui
walau itu tepat adakah itu kenyataan
tiada kemustahilan bila sudah terjadi
hanya bisa merenung sebatas pikir kita
datang, pergi, dan menghilang
sungguh suatu ketepatan
takkala keraguan adalah tepat
namun tiada kemustahilan
keraguan jadi hasil yang tepat
bila sudah terjadi
hanya bisa merenung selintas kebimbangan
datang, pergi, dan menghilang

(Moenthe Carlo)

Arti Sebuah Penantian

sampai nanti
terucap suatu kata
penuh khidmat
tuk selalu setia
dalam penantian
sesuatu hal yang tertunda
tiada pasti
akankah kejayaan kan digapai
atau teka-teki hidup yang akan bicara
mengupas semua makna kehidupan
perlahan penuh kehati-hatian
satu demi satu kan terungkap jua

(Moenthe Carlo)

Aku dan Hidup

katamu hidup adalah perjuangan
katamu hidup adalah kenyataan
tapi mana...
bukankah dirimu bersembunyi dalam kebodohan
berlindung dalam kehinaan
berkata dalam kebohongan
katakanlah...
bila memang hidup adalah perjuangan
bila memang hidup adalah nyata
jangan kibarkan bendera kemunafikan
jadikan dirimu adalah bagian dari kehidupan yang nyata
bukan sebatas hidup yang diperjuangkan

(Moenthe Carlo)

Aku dan Aku

keegoanku...
keangkuahanku...
kesombonganku...
kujadikan sebagai perisai hidupku
menepis segala sesuatunya dari hadapanku
hancurkan segala sesuatunya bila berbeda denganku
akulah...aku...
dengan keegoan, keangkuhan, dan kesombongan
tak peduli apa kata mereka
penting adalah jadi bagiku
tak ada rasa sela dalam inginku
kuasaku akan selalu bertengger
aku tercipta hanya untukku
simpulkan semua cerita hanya tentangku
akulah bagiku dan bagiku adalah aku
hanya aku...

(Moenthe Carlo)

Senin, 27 Oktober 2008

kucinta kau

kucinta engkau dengan tanpa keraguan didalamnya
padahal kebanyakan cinta hanyalah fatamorgana
ingin kukatakan padamu dengan gamblang dan tulus
cintaku padamu terukir zahir dan halus
jika dalam jiwaku tertanam kebencian
kan kucabik seluruh tabir penutupnya dan kubuang
sungguh! tak ada yang kuingini darimu selain cinta
sungguh! tak ada yang kuucapkan padamu kecuali cinta

(Nurholilah Harahap)

jujur itu lebih baik

katakanlah yang benar itu walaupun pahit bagimu.

(Muhammad S.A.W)

rahasia kepintaran

kepintaran itu tidak diukur dari berapa banyak materi pengetahuan yang anda kuasai, tapi bagaimana anda bertindak saat anda tidak tahu harus berbuat apa !

kapan ini akan berakhir, kapan ini akan bermula

Hari ini aku menangis lagi, tertunduk penuh sesal dalam diriku. Aku kalah lagi, kalah untuk kesekiankalinya. Kemarin aku berjanji akan berbuat lebih baik untuk diriku dan mereka, dan apa yang telah aku perbuat ? Hanya menyumbang kegagalan saja !

Aku bingung harus mulai darimana lagi, semua sudah tak pantas untuk berawal. Apakah ini penghujung ceritaku ? Sungguh, aku tak menginginkan semua ini, aku tak ingin membangun cerita hidupku seperti ini. Perlu mereka tahu, aku bukan pecundang seperti apa yang mereka pikirkan tentang diriku. Aku ingin berkata lain tentang diriku, aku ingin bercerita lain tentang diriku.

Maka, sudah seharusnya cerita ini aku mulai lagi. Walau susah untuk membuka lembaran baru aku akan terus beruaha, berusaha untuk menjadi diriku saat ini. Bukan diriku yang dulu dan bukan diriku seperti apa yang mereka inginkan. Aku adalah pemeran utama dalam ceritaku kali ini, bukan mereka yang selalu ingin mengdikte ceritaku.

Aku egois untuk diriku dan aku punya privasi untuk diriku !

aku berkata cinta

mungkin bibir ini terlalu cepat mengucap cinta,
namun adakah kesalahan telah mengutuk diriku,
waktu diantara kita bukanlah aturan yang mengukur tentang kewajaran akan cinta,
bila benar hati adalah kunci dalam buah pemikiran,
maka izinkan aku sejenak merenung tentang rasa yang ada dalam diriku,

biarlah aku salah dalam keputusanku,
terlalu ambisius tentang rasa yang memaksa,
untuk mencintai dan dicintai,
aku tak merasa terhina jika harus menghamba,
karena aku telah berusaha,
walau aku tak bisa berbuat apa-apa.

no love, I said

silent...
hiding for today,
of you my little sun,
try to make me up,
sleeping forever,
without the others,
save my self,
without my love,

I know...
you are not mine,
I know...
you are just in mind !!!

aku berbicara tentang rindu

aku berbicara tentang rindu untukmu,
dalam setiap detik hidupku,
aku ingin menemuimu,
duduk disampingmu dan mencium keningmu,
aku tak ingin kau jauh dariku,
kuharap kau selalu ada dalam hari-hariku,
memberi aku cinta yang suci,
dengan ketulusan kasih yang abadi.

(Moenthe Carlo)

hatiku terguncang

saat ini hatiku terguncang,
hingga pikiranku pun mengendap ke dasar permukaan yang tak berujung,
sakit...,
mungkin itu universal,
ajarkan aku mengenai kejujuran, kemunafikan, dan kebohongan,
ragu akan sesuatu adalah bijak dalam buah pemikiran,
apa yang dapat kulakukan saat ini hanya tersenyum,
bukankah setiap pemainan memiliki resiko yang sebanding,
jenuh...
seperti minyak yang tertuang diatas genangan air,
mereka tidak bersatu...
begitu juga dengan diriku saat ini,
maafkan aku bila hatiku saat ini telah bisu,
bisu !!!


(Danny Mareta)

rahasia umur sapi, monyet, anjing, dan manusia

Di awal zaman, Tuhan menciptakan seekor sapi. Tuhan berkata kepada sang sapi : "Hari ini kuciptakan kau sebagai sapi, engkau harus pergi ke padang rumput. Kau harus bekerja dibawah terik matahari sepanjang hari. Kutetapkan umurmu sekitar 50 tahun." Sang Sapi keberatan : "Kehidupanku akan sangat berat selama 50 tahun, kiranya 20 tahun cukuplah buatku. Kukembalikan kepada-Mu yang 30 tahun." Maka setujulah Tuhan.

Di hari kedua, Tuhan menciptakan monyet. "Hai monyet, hiburlah manusia. Aku berikan kau umur 20 tahun !" Sang monyet menjawab : "What? Menghiburmereka dan membuat mereka tertawa ? 10 tahun cukuplah. Kukembalikan 10 tahun pada-Mu." Maka setujulah Tuhan.

Di hari ketiga, Tuhan menciptakan anjing. "Apa yang harus kau lakukan adalah menjaga pintu rumah majikanmu. Setiap orang mendekat kau harus menggonggongnya. Untuk itu kuberikan hidupmu selama 20 tahun." Sang anjingmenolak : "Menjaga pintu sepanjang hari selama 20 tahun ? No way ! Kukembalikan 10 tahun pada-Mu." Maka setujulah Tuhan.

Di hari keempat, Tuhan menciptakan manusia. Tuhan berkata : "Tugasmu adalah makan, tidur, dan bersenang-senang. Inilah kehidupan, kau akan menikmatinya.. Akan kuberikan engkau umur sepanjang 25 tahun !" Sang manusia keberatan, katanya : "Menikmati kehidupan selama 25 tahun ? Itu terlalu pendek Tuhan, let's make a deal Tuhanku, karena sapi mengembalikan 30 tahun usianya, lalu anjing mengembalikan 10tahun, dan monyet mengembalikan 10tahun usianya pada-Mu, berikanlah semuanya itu padaku. Semua itu akan menambah masa hidupku menjadi 75tahun. Setuju ?" Maka setujulah Tuhan.

AKIBATNYA...............................!!!

Pada 25 tahun pertama kehidupan sebagai manusia dijalankan kita makan, tidur dan bersenang-senang. 30 tahun berikutnya menjalankan kehidupan layaknya seekor sapi, kita harus bekerja keras sepanjang hari untuk menopang keluarga kita. 10 tahun kemudian kita menghibur dan membuat cucu kita tertawa dengan berperan sebagai monyet yang menghibur.
Dan 10 tahun berikutnya kita tinggal dirumah, duduk didepan pintu, dan menggonggong kepada orang yang lewat...

Uhuk, uhuk (batuk)... Eh, Ntong,mo kemane lo?

(Danny Mareta)

kataku ini cinta

cinta adalah kebenaran tertinggi,
aku belum mencoba untuk terbang,
bagaimana aku bisa menilai kedua sayapku ?
cinta itu percaya pada diriku bahwa aku mampu menyayanginya,
cinta mampu membuatku
membutakan kedua mataku
hanya untuk mendapatkan setitik ruang dihatinya,

hidup ini hanya sekali waktu,
aku tak akan menghapuskan niat baikku untuk mencintai seseorang,
karena itu adalah benar,
bukan kemenangan yang harus aku raih,
melainkan kebenaran,
kulakukan hingga aku tak mampu melakukannya,
bukan karena hatiku membusuk mendengar bisikan telingaku,
melainkan karena kedua kakiku telah patah berlutut didepan orang yang aku cintai !!!



( Danny Mareta )

terbaik walau bukan terakhir

hari ini aku menyadari,
cinta yang sesungguhnya telah berlalu,
terlambat bagiku untuk membisikkan di telinganya,
dia yang terbaik walau bukan yang terakhir,
dia yang mengerti dan yang mau mengerti,
sekarang aku hanya bisa menatap kekosongan,
yang telah lama dia tinggalkan,
aku tak dapat berbuat apa pun,
hanya diam...
dia kuharap dapat mengerti mengapa semua ini kulakukan,
bukan untuk egoku semata melainkan jalan yang terbaik,
aku merindukannya melebihi minus derajat udara malam ini,
kini aku hanya dapat tersenyum bersama bayangannya,
menangis bersama tenbok yang pernah menahan punggungnya,
suatu saat...
temukan aku dengannya di tempat itu,
dimana waktu dapat berhenti,
jika telah tiba maka sandarkan aku disampingnya,
untuk menggenggam jemari yang pernah membelaiku,
dengan butiran kasih yang abadi,
aku mengenangnya hari ini,
untuk kenangan yang sangat berarti banyak dalam hidup dan matiku,
aku mencintainya...


(Danny Mareta)