Senin, 30 November 2009

Kata Adalah Do'a

bila manusia menyadari bahwa setiap kata adalah do'a, maka manusia akan selalu menjaga dan menghiasi kata-katanya dengan segenap keindahan.

(Moenthe Carlo)

Pesan Singkat

malam tadi, pesan singkatmu telah aku baca :

banyak pujian yang diantaranya menjatuhkan satu pribadi
seharusnya telinga layak untuk tuli disaat jalan terlalu curam untuk didaki
cacian atau kritikan adalah cambuk bagi keterlambatan
butakan matahatimu namun pertajam pandanganmu ke depan
carilah peluang pijakan dengan bijak dan cermat
singkat tidak selalu efektif dalam hal tertentu
pola gerak yang penuh dinamika, membantu pemikiran untuk terus berkembang


sejenak kumerenung, seketika itu pula aku menitikkan air mata, air mata sia-sia yang tak seharusnya aku curahkan, sesal seperti menggerogoti jiwaku sebab itulah aku menangis, perih sangat terasa atas permainan waktu yang telah dan tengah aku mainkan, semoga hati ini tidak pernah mati untuk merasai nikmatnya teguran dan nasehat darimu.

memang saat ini jalan terlalu curam untuk kudaki, dan keterlambatan itu tengah menghantui dan selalu mengikuti atas setiap langkah dalam jalanku, sebab itu aku berusaha menumbuhkan tuli atas telingaku, memungut dan mengemis cambukan untuk keterlambatanku, tak kuasa tetap berjalan pada hakikat kebenaran yang dituntut oleh tuli dan cambukan itu akhirnya aku terperangkap dalam kesalahan, terlalu memupuk ketulian hingga tumbuh subur menjamur menjamah hati mengurangi peka terhadap rasa dan terlalu banyak memungut cambukan hingga aku terluka dan tak mampu tuk menapakkan kaki lagi, semoga hatiku tidak bisu.

sebab itu aku mencari tempat bernaung untuk membangun kembali puing-puing reruntuhan jiwa ragaku yang masih tersisa dan saat ini aku telah menemukan tempat itu namun belum merasakan keteduhan didalamnya, keresahan masih saja menghujam dari setiap sisi menjadikan aku semakin lemah untuk bangkit kembali, semoga pujian itu tak menjatuhkan diriku atas pribadiku.

singkat itu memang tidak selalu efektif, namun terlalu berlama-lama juga akan menumbuhkan kebosanan, yang bisa saja memukul mundur mental yang tengah buyar dalam hal tertentu, sebab itu aku meremajakan usiaku dalam permainan waktuku, walaupun jelas aku menyadari bahwa waktu akan menelanku, dan usia akan memakan tubuhku secara perlahan, namun bukan jiwaku, seperti apa yang pernah kau wasiatkan kepadaku dihari yang telah lalu, semoga pemikiranku terus berkembang oleh pola gerak waktu yang penuh dinamika.

dan masih teringat jelas kata yang pernah kau bisikkan pelan ditelinga tuliku ini "hidup tak serumit yang aku bayangkan" dan jelas aku topang kata-katamu "karena hidup itu hanya cukup menikmati dan mensyukuri" namun apa yang telah aku nikmati dan aku syukuri atas hidupku, aku masih seperti diperbudak oleh hidup dan masih seperti diburu oleh waktu bukan sebaliknya, mungkin kekecewaan akan diriku sudah sangat berlarut dalam dirimu, sebab itu izinkan aku menancapkan ketegasan diatas lahan yang telah membatu ini, aku mengerti tentang apa yang kita bicarakan, aku mengerti tentang apa yang harus kita lakukan, aku mengerti tentang apa yang kau bicarakan, aku mengerti tentang apa yang seharusnya kau lakukan, aku mengerti tentang apa yang aku bicarakan, dan aku mengerti tentang apa yang seharusnya aku lakukan, namun beri aku waktu tuk melumpuhkan diriku sebelum mewujudkannya dihadapan Tuhan, dihadapan mereka, dihadapanmu, dan dihadapanku.

semoga tidur menjadi teman terbaik kita pada saat yang tepat...

(Moenthe Carlo)

Sembilu

kami beri satu isyarat
akan kami yang lemah terkulai
bertempat di tepi wadah
seolah kami takut bermain tepat di tengah
kami tak sempat...
kami tak punya waktu...
teriakan-teriakan itu memberi pilu
kami hanya menangis menyaksikan
reruntuhan raga melapuk terhempas oleh masa
kerana kami dalam perputarannya yang semakin menepi
kini...kekuatan kami adalah tangis kami
kami tak sempat...
kami tak punya waktu...
biarlah kami berdiam pasrah namun kami tak berputus asa
kiranya masa akan memberi harga
atas kami dalam perputarannya...yang semakin menepi...

(Moenthe Carlo)