Minggu, 29 Maret 2009

Rajutan Kebimbangan

lukisan hati ini telah usang
debu telah menyelimuti
keindahan tiada terpancarkan
redup sudah cahaya itu layu
menyisakan bayang-bayang kejenuhan
yang tak habis-habisnya merajutnya kebimbangan
membunuh waktu dan berhenti
lalu mati...

(Moenthe Carlo)

Membatu

berulang kali raga ini terhempas
terhempas dari waktu yang berbicara
langkah kaki yang kaku membuat aku lebih sakit
sakit bersama keterasingan ini
keterasingan yang membuat mulutku bisu
membuat pikirku membatu
membuat hatiku membatu
biarkanlah aku mati untuk diriku saat ini
lalu bangunkan aku untuk terlahir kembali

(Moenthe Carlo)

Senin, 23 Maret 2009

Bisu Suara Ini

kutunggu...
kutunggu mulut ini bisu
aku tak ingin bicara
biarlah suara ini sunyi
mereka berlalu
mengalir membasahi kehidupan
pernahkah suara ini menegur telinga hatinya ?
tak perlu...tak perlu keluh ini
aku bukan pengecut
aku bukan penjilat
huh...andai suara ini didengarkan !
tak perlu...tak perlu sesal ini
aku bukan masa lalu tanpa arti
aku cukup tegar
menapakkan kaki di atas bumi yang sombong ini
menuangkan isi kepalaku diatas perjalan hidupku
aku hanya untukku
jika itu yang mereka minta

(Moenthe Carlo)

Jumat, 20 Maret 2009

Misteri Hati

kuhempaskan hatiku
dalam rintihan jiwaku
aku berteriak sekeras mungkin
sepi...tak ada yang tersentak
kuhempaskan lagi hatiku
dalam tangisan jiwaku
aku menjerit sekeras mungkin
sunyi...semua hanya diam
misteri hati tak kunjung terungkap
aku terkekang dalam komunitas idealisme mereka
bunuh aku dengan kata-kata
biarkan aku merasakan hinaan itu
oh...sakit sekali terasa dalam hati ini
aku bisa merasakannya
misteri hati tak kunjung terungkap
hati siapa ???
ssstttt.....aku tidak tahu !!!
rasa penasaran ini semakin menekanku untuk berbicara
melepas semua kata-kata yang lama terpenjara
bebas...bebas lah aku kini

(Moenthe Carlo)

Jangan Bicara Lagi

diam...
jangan kau nodai mulutmu dengan kata-kata itu
cukup sudah aku mendengar
mereka tidak perlu mendengar
setahuku mereka tuli
begitu temen karib mereka bercerita kepadaku
aku sedikit curiga
namun itu fakta adanya
seperti rasi bintang menghias langit malam
indah bukan ???
tapi itu hanya untuk kita yang bisa melihat
mereka buta dengan mata terbuka
aneh bukan ???
tapi itulah hidup yang bergulir
diantara kita dan mereka
jadi kumohon...
jangan bunuh mereka lagi dengan kata-kata
itu adalah sia-sia
mereka adalah mayat hidup
berjalan mengikuti tapak kaki melangkah
tanpa arah...
tanpa tujuan...
seperti layangan lepas tanpa benang

(Moenthe Carlo)

Manusia Setengah Gila

aku tertekan...
dalam genggaman jemari
penuh keangkuhan
penuh kesombongan

aku menangis...
dalam kesunyian
penuh rintihan
penuh tuntutan

aku angkuh...
dalam keegoanku
bermimpi seperti mereka bermimpi
tak peduli apa kata mereka

aku sombong...
dalam kesinisanku
mempertontonkan aku
atas kepedulianku terhadap deritaku

aku merintih...
dalam tangisku
bukan karena pilu tentang mereka
tetapi karena kami
yang duduk berpangku tangan
mengikuti idealisme mereka
karena terpaksa

aku menuntut...
dalam ketertekananku
menjadi tempat mereka berpijak
untuk berbicara tentang
keangkuhan...kesombongan..
.kesinisan...

aku adalah hitam...
yang mereka tempah diatas putih

aku adalah kosong...
yang segera mereka isi dengan
cacian...makian...hinaan...hujatan...
tapi aku tetap memilih :

" aku adalah manusia setengah gila "

(Moenthe Carlo)

Selasa, 03 Maret 2009

Kecut Jiwa

aku bukanlah karang
tahan akan guncangan badai ombak
aku bukanlah ksatria
dengan wibawah penuh keberanian
aku hanyalah manusia dengan kecut jiwa
tapi aku bukanlah hina
aku adalah diantara mereka
berjalan menunduk dan terlunta-lunta
ditopang oleh tongkat ranting yang sangat rapuh
berjuang menaklukkan ego dalam diriku
untuk keluar dari sebuah tabir kebohongan
melepaskan jiwa yang terkurung didalamnya
nafas ini seakan tersendat
beku diantara kerongkonganku
kering air mata ini...
bisu mulut ini...

(Moenthe Carlo)

Hati Yang Sunyi

ketika tumpuan mulai merapuh
sekujur tubuh seakan mati rasa
membatu dan membisu
aku kehilangan diriku
diantara selah-selah pilu
tak kuasa aku menahan
air mata jatuh berderai
memberi bekas diatas selimut jiwa
dengan heningnya hati
tentang mimpi yang telah pergi
untuk sebuah kebebasan

(Moenthe Carlo)