Jumat, 12 Maret 2010

Syahdu Pilu Sendu Merayu

semak berjajar ditepian kembang
kembang diranting terkulai layu
tiada kata hendak kusemat seimbang
sebab ini bukan pantun atau lagu

kiranya lidah beku bertulang
kata terucap kaku kiku sudah tentu
oh...kata-kata seketika balik bertulang
menusuk-nusuk jantung si rana pilu

sedari waktu walau sedikit mesti menghilang
menghilang bukan lenyap namun membeku
termaktub dalam buku dan tak lah pernah hilang
sedemikian esok akan dibuka dan karenanya bisa mati kutu

sekali waktu berjalan tidaklah terulang
tidak usah berniat sebab disini tiadalah hak tipu ditipu
hilang pun tersilap pasti akan dibentang
syair syahdu, pantun pilu, puisi sendu, gurindam merayu
hendak tak hendak mesti dibentang didepan yang Satu

(Moenthe Carlo)

Tipu Aku Mati Dusta Kutipu Hina


sepanjang jalan...
sejauh memandang...
seperti kurasa tak ingin pelan
melaju rasa ingin menendang
sesak-sesak semakin ke pinggir
rasa-rasa tipu telah kutipu mati
satu atau dua kata diucap oleh bibir
dua atau tiga didusta oleh hati
dimana entah tak terduga
kata segala seperti dusta
hasut dihasut terujung terpaksa
ujung terujung siksa di raga
hmmm...
tipu aku mati dusta kutipu hina...!!!

(Moenthe Carlo)

Lendir Busuk


hmmm...
menyengat bau lendir dari selangkanganmu
mempesona menarik birahi penikmat lendir berbau
disatu tempat yang sama kau rampungkan
desahanmu tak lagi berharga tapi tetap memikat
kau patahkan keperkasaan kegelapan
tiada kemenangan kau dapatkan
sebab mereka hanya penikmat lendir busukmu
tapi lendir busukmu telah menguncimu dalam pengasingan
lalu kau ratapi dan menangis dihadapan mereka
iba itu hadir bersama setan penghuni lubang selangkangan
lalu kau biarkan mereka meraba hatimu
itu adalah dusta...
mereka tak pernah menyentuh hatimu
racun dalam hatimu terlalu lama kau manjakan
mengalir dan terus mengalir dalam darahmu

bersambung...

(Moenthe Carlo)

Jumat, 19 Februari 2010

Kematian (Part III)

yakinilah...

bahwa kalimat-kalimat suci Tuhan
memberitakan kebenaran tentang hakikat kematian
tiada ketakutan yang dijanjikan untukku dan mereka kelak
jika berjalan diatas kefanaan ini dengan matahati yang selalu terbuka kepekaannya
lalu mengapa gemetar ini harus aku pelihara
tak perlu, sebab kematian bukanlah ketiadaan bernilai mutlak
melainkan pintu menuju rahasia-Nya

pahamilah...

to be continue...

(Moenthe Carlo)

Minggu, 14 Februari 2010

Kematian (Part II)

lepaskanlah...

biar ia menjadi indah tuk menghantar aku kelak
menaklukkan kerasnya hati menentang kematian
karena aku akan menepati janjiku untuk-Nya
seperti apa yang telah aku dan mereka sepakati sebelumnya
tentang hari yang abadi...
tentang masa yang abadi...
dan semoga aku dan mereka tidak salah menyadarinya...

sadarilah...

kematian bukanlah akhir dari kemenangan
kematian bukanlah akhir dari permulaan
melainkan kematian adalah pintu menuju esa-Nya
jalan memberi kepuasaan atas hausnya cinta kepada-Nya
dan aku pun tersenyum menyambut kematian seperti mereka
atas pembenahan jiwa seiring cerita kehidupan
telah aku dan mereka simpulkan kelak...

to be continue...

(Moenthe Carlo)

Rabu, 20 Januari 2010

Kematian (Part I)

renungkanlah...

biar kematian menjemput pada waktunya
raut wajah sedih disekililing raga ini kelak tak kuharapkan
aku ingin sajian kata-kata suci karya Tuhan
mengiringi perjalanan terakhirku kelak saat mereka melepasku
masa itu tengah kutunggu dan juga mereka...

tangisilah...

biar bayangan kematian menghantui
memberi peringatan dunia ini adalah fana
jalan kehidupan penuh lubang keindahan yang menyesatkan menuju-Nya
jika tanpa mata hati yang selalu terbuka kepekaannya
dan aku pun akan menangis mengenang kisahku dan juga mereka...

lepaskanlah...

to be continue...

(Moenthe Carlo)