Jumat, 31 Oktober 2008

Hati Yang Terkunci


berlari memahami seluk-beluk keindahan suatu karya
imajinasi manusia tiada tersela kecuali Tuhan berkehendak
menentang berbagai teori kehidupan
seakan merasa sesuatu takkan pernah berakhir
jikalau tak hendak diakhiri
penuh dosa seorang hamba yang hina
jikalau sombong seakan hidup seribu masa lagi
tak terhitung kapan dan dimana
suatu pengakuan ketulusan
mambuka pintu kesucian
dalam diri seorang insan
memperolok-olokkan keimanan
seolah tiada pernah bermula dan menjelang akhir
hanya hadir lalu menghilang
terumpama bagai figuran dalam episode sinetron fiktif
tak amat merugi bila tidak dihadirkan
tak amat mendukung bila ditampilkan
amatlah merugi sorang hamba yang hina
tiada mengetahui peran dalam hidupnya
hanya sebatas hadir dan menjalani
peran tanpa syarat dan suatu alasan
menikmati hidup penuh teka-teki

(Moenthe Carlo)

Tidak ada komentar: