Sabtu, 31 Januari 2015

Disana Apa Cerita?

Coba kau dengar lantunan lagu damai mimpi, aku sedang menikmatinya, aku merasa sedang berada pada puncak rindu saat ini.

Coba kau ingat permainan yang sering kita mainkan, 9 bola hingga 15 bola diatas meja dengan 6 lubang disekelilingnya, sungguh membuat aku tersenyum mengingatnya, terlebih membayangkan bagaimana gayamu saat berdiri kecewa dengan stick ditangan kananmu dan tangan kirimu mengusap-usap belakang kepalamu, bola putih kau masukkan dengan tidak sengaja.

Coba kau ingat bagaimana aksimu melantunkan lagu, kau merasa bak vokalis band fenomenal dengan panggung megah, padahal saat itu kita cuma berada dalam ruangan kedap suara dengan ukuran kurang lebih 4x4 meter, mengingat itu membuat aku geli sendiri.

Coba kau ingat bagaimana kita menyebut masalah keuangan saat itu, ya kita sepakat tanpa kesepakatan menyebut itu adalah 'masalah klasik', aku masih memakai sebutan itu sampai saat ini, dan coba kau ingat bagaimana kita menyelesaikannya, kita benar-benar mengulangi sejarah kehidupan purbakala untuk menyelesaikannya, nomaden alias berpindah-pindah dari kos ke kos, dan masalah pun selesai padahal saat itu mungkin kita sama-sama mempunyai masalah yang sama, entah bagaimana tapi selesai begitu saja, mengingat itu membuat aku semakin mengerti makna dari indahnya berbagi.

Dan masih banyak lagi cerita yang akan selalu aku ingat, kita selalu pesta pora tanpa hura-hura, aku berharap semoga itu bukan hanya sebatas cerita. Oh iya, disana apa cerita?

(Moenthe Carlo)

Tidak ada komentar: