Kamis, 11 Desember 2008

( tanpa judul untuk selamanya )

ketika hati tersungkur dalam doa ketulusan
rasa ini tertekan oleh pilu yang mengundang
kematian yang tak berjarak untuk sebuah kehidupan
bagai jarak mata dengan hati
seiring, selalu seiring namun disengkal oleh pikir
yang selalu merasa bijak dalam sebuah keputusan
berhentilah...ketika kaki merasa lelah
biarkan ia berehat tuk sejenak
meluruskan urat-urat yang telah tergulung
tergulung oleh doa dalam dosa
harapan yang kau bicarakan...
doa yang kau ucapkan...
dan dosa yang kau bincangkan...
janganlah kau tertidur saat matamu terpejam
melainkan bukalah mata hatimu yang telah membeku
membeku dengan darah yang penuh nanah
agar kau memahami arti sebuah
harapan, doa, dan dosa
dan janganlah kau menutup matamu
saat kau mencoba tuk meresapi
tentang harapan, doa, dan dosa yang pernah kau ucapkan...
melainkan tantanglah mereka dengan tatapan tajammu
hingga kau pun akan tahu
bagaimana mereka menatapmu
dan kau pun akan mendapatkan satu kepastian
keindahan tentang harapan, doa, dan dosa...

(Moenthe Carlo)

Tidak ada komentar: