Rabu, 26 Februari 2014

Sakit Jiwa

Menjelang Kantuk
PSP 25 Februari 2014
11:52 WIB PM

sudahlah itu hanya lagu lama yang biasa kau nyanyikan untukku, 
muntah sudah telinga ini, 
bukan sebab syahdu sehingga aku selalu ingat alunan lagumu, 
aku terganggu dengan semua nada sumbang lagumu yang selalu kau paksakan terdengar merdu, 
telingaku mendadak tersumbat dan gendang telingaku seolah akan meledak, 
berhentilah,..
diam itu lebih baik untuk mulutmu yang melekat diwajahmu,..
jiwamu telah membusuk membalut ruhmu, 
kau diamkan mulutmu dari lagu, 
lalu kau lepas kedua tanganmu merayu mejulurkan jari-jarimu pada batas syahwatku, 
kau julurkan lidahmu memainkan suasana goda dengan kedip matamu yang begitu menjijikkan, 
sudahlah kemaluanku sudah terlalu bersih untuk kau jilati,..
tangismu tidak akan menarik iba dari amarahku, 
hanya akan mengikis rias topeng wajahmu, 
tidakkah kau merasa dalam cermin semakin jelas kerutan busuk 
yang telah lama menyimpan bau dalam kesamaran indahmu, 
coba kau endus nafas mulutmu dengan hidungmu yang menempel diatas mulut wajahmu itu, 
masih saja kau berani mencoba menciumiku dengan genit ???
KAU MEMANG SAKIT JIWA !!!

(Moenthe Carlo)

Selasa, 25 Februari 2014

Keram Otak

Menanti Kantuk
PSP 18 Februari 2014
11:45 PM WIB

Keram otakku kian meradang, 
terlalu lama menahan nyeri,
membuatku bingung membedakan antara gengsi dengan percaya diri, 
sehingga langkahku kaku untuk menapak tegas diatas duniaku, 
semoga pikirku dan nuraniku tidak kaku untuk bijak membuka arah yang lebih baik, 
sekali waktu cukup menjadi guru untukku.

(Moenthe Carlo)

Gelap Cahaya

Menjelang Kantuk
PSP 20 Februari 2014
12:00 WIB AM

terkadang cahaya itu terlalu mengintimidasi gelap, 
sehingga pada saat cahaya lenyap 
terkesan gelap begitu membutakan dan tidak bernilai, 
bukankah dengan adanya gelap kemudian cahaya mempunyai nilai lebih, 
aku bersyukur hingga detik ini masih menikmati gelap saat tidurku.

(Moenthe Carlo)

Semestinya

Dan ketika awan hitam menyamarkan indahnya langit malam untukmu, 
tak perlu menggerutu, 
sebab sudah waktunya hujan membasuh rindu pada wajah bumi yang kian gersang oleh teriknya siang.

(Moenthe Carlo)

Masa Lalu Untuk Masa Depan

Sebab menatap kedepan waktu adalah penuh dengan harapan, sesekali menolehlah kebelakang waktu sebagai pertimbangan.

(Moenthe Carlo)